BERITA TERKINI

Mahawarman Ubah Citra Militeristis


Sumber : pikiran-rakyat.com

MUNCUL pertanyaan di forum mahasiswa yang dikutip dari salah satu milis Mahawarman,"Menwa (Resimen Mahasiswa) itu mahasiswa bukan?" Penanggap di forum tersebut yang saat itu menjabat sebagai salah satu komandan batalyon hanya bisa mengusap dada ketika pertanyaan terlontar.

Pertanyaan seperti itu mereka akui memang kerap ditanyakan kepada anggota menwa. Ekstremnya, selain ketidaktahuan status, menwa kadang dianggap satpam bahkan hansip kampus! Padahal, bila menilik sejarah, resimen yang dipersiapkan menjadi cadangan pertahanan negara ini mempunyai andil tidak kecil dalam pertahanan negara dari bahaya laten.

Terutama di Jawa Barat, ketika para mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad mengikuti wajib latih (wala) oleh Kodam III/Siliwangi di tahun 1959. Mahasiswa yang memperoleh wala saat itu turut berperan dalam menahan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Hingga di tahun 1961, saat semangat Trikora menggema, rencana penyediaan perwira cadangan di perguruan tinggi pun muncul. Hal tersebut berlanjut dengan dikeluarkannya surat keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan Dr. A.H. Nasution, jenderal TNI yang mengesahkan Resimen Mahawarman di tahun 1964. Dari Mahawarman di Jawa Barat, resimen mahasiswa menyebar hingga kini berdiri 26 satuan di berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Kini, setelah 43 tahun pembentukannya, pertanyaan akan eksistensinya masih sering dipertanyakan di kalangan aktivis mahasiswa. "Tidak terasa eksistensinya bila memang tidak ada ancaman pertahanan," kata Yakobus Stefanus Muda, Kepala Staf Menwa Mahawarman Jawa Barat saat ditemui di kantor Staf Komando Menwa Mahawarman, Jln. Surapati No. 29 ini, Senin (31/12).

Stefanus mengambil contoh Palapes, resimen mahasiswa di Malaysia. Walaupun negara tersebut tidak dalam keadaan terancam, Palapes tetap mendapat perhatian yang serius dari negara dalam posisinya sebagai Korps Perwira Cadangan. Mereka hidup dalam asrama (barak) yang tersedia kolam renang dan lapangan tembak. Suatu saat, bila negara membutuhkan, mereka sudah siap dengan skill yang ada. Di Amerika Serikat, Reserve Officers Training Corps (ROTC) pada kampus besar seperti MIT (Massachusetts Institute of Technology), justru menyumbangkan andil yang besar pada militer negara (AS).

Alumni mereka yang tentunya berlatar belakang teknokrat menjadi perwira-perwira yang mengembangkan teknologi militer. Yang menarik, di jajaran kadet sukarela mereka tampak pula mahasiswa Indonesia yang tengah berkuliah di sana. Mereka mengaku ingin menyalurkan hobi/bersosialisasi dan belajar berorganisasi pada manajemen militer. Hal ini pulalah yang kini tengah dikembangkan di Mahawarman, pengemasan berbeda yang bisa membuat populis di mata mahasiswa. "Bukan doktrin militer yang diberikan, tetapi ilmu keprajuritan dasar dan kesatriaan, yang bermanfaat dalam melatih mental dan daya juang anggota," ujar Stefanus yang baru lulus dari Unpad.

Resimen Mahawarman yang membawahi 35 kampus dalam sembilan batalyon di Jawa Barat baru saja mengadakan pelatihan dasar Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa I, November lalu. Selain dilatih pemahaman tentang sikap etika dan kejiwaan organisasi, mereka dilatih pula skill yang sangat menarik bagi kawan kampus yang punya hobi paintball, taktik perang berikut menembak menggunakan senjata laras panjang. Senjata yang digunakan adalah mainan dan senjata tua SP-1 pada latihan biasa serta M-16 di lapangan tembak khusus.

"Tapi itu sama sekali bukan yang utama," tutur Stefanus. Kesan militeristik yang disimbolkan dengan senjata memang sudah lama mereka tinggalkan, termasuk pengunaan seragam loreng. Seragam hanya digunakan pada acara resmi satuan. "Kalo ada yang datang ke sini (kantor Staf Komando Menwa Mahawarman) pake seragam loreng, justru akan kita tindak," kata Yayat Hidayat, anggota Polisi Menwa, yang berwenang menindak segala pelanggaran disiplin seluruh anggota Menwa Mahawarman.

Selain pelatihan kompetensi anggota, Menwa Mahawarman kerap aktif pula dalam berbagai kegiatan penanggulangan bencana. Awal tahun baru ini, bersama Bandung Spirit dan PT DI, mereka akan memantau beberapa daerah rawan bencana di Jawa Barat.***

0 komentar: